Saat mendengar wacana Dubai, kebanyakan orang niscaya akan terbayang sebuah daerah yang begitu modern, dengan gedung-gedung pencakar langitnya yang menjulang tinggi serta mobil-mobil sport yang berseliweran di jalanan. Dubai memang identik sebagai daerah yang amat glamor serta menjadi tujuan bagi para milyuner dunia untuk menghabiskan harta mereka. Karena itu banyak orang yang bermimpi untuk bisa sedikit meraih remah emas dari gemerlapnya kota yang satu ini.
Hanya saja yang tak banyak orang tahu yakni segala kemewahan dan kilau yang ada di Dubai dikala ini bersama-sama dibangun dengan pondasi yang amat mengerikan. Sudah menjadi diam-diam usang kalau kota ini mempunyai aturan mereka sendiri. Sebuah aturan aturan khusus yang dirancang untuk membenarkan segala tindakan mereka dan melindungi orang-orang yang berkuasa di kota ini. Sebagai gambaran aturan aturan ini ibarat dengan aturan dinding besi milik Korea Utara, Somalia dan Sudan. Karena itu meski selalu mengambarkan dirinya sebagai kota paling Gemerlap di dunia dikala ini. Dubai bersama-sama masuk dalam daftar kota paling korup, rawan akan kejahatan dan kekerasan yang mirisnya justru dilakukan oleh pegawanegeri penegak aturan mereka.
Nah sisi kelam dari Dubai inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan informasinya dalam Fakta Mengerikan Di Balik Gemerlapnya Kota Dubai, versi anehdidunia.com
Kemiskinan Yang Meningkat Hingga 80%
Mobil Mewah, Apartemen Tinggi Menjulang kelangit hingga gaya hidup yang terlihat kolam nirwana dunia, itulah bayangan orang wacana Dubai. Hal ini pula yang menjadi gambaran dari kota yang selalu menyenggarakan pesta tahun gres yang megah ini. Tapi hal itu hanyalah cangkang luar dari Dubai yang telah dihias hingga tampak indah. Sedangkan di dalamnya kota Dubai, bersama-sama sedang digerogoti duduk masalah korupsi yang amat serius. Penumpukan kekayaan hanya pada kalangan tertentu dan juga birokrasi pajak yang kacau telahmembuat jurang kemiskinan kian dalam di kota dengan puluhan gedung pencakar langit ini.
Setidaknya hal inilah yang di ungkapkan oleh Sheikh Mohammed yang menjabat sebagai Emir dari kota Dubai. Pria yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri Uni Emirat Arab ini, menungkapkan kalau hanya dalam dua tahun terakhir saja rasio warga miskin di Dubai telah meningkat hingga 80%. Angka ini tentu sangat fantastis untuk sebuah negara yang mempunyai gambaran sebagai nirwana dunia. Peningkatan tingkat kemiskinan ini sendiri berasal dari sektor pekerja yang kian tak bisa mengikuti aturan aturan dan pajak di Dubai yang kian hari lebih condong memihak kaum borjuis.
Tingginya Biaya Visa Kerja
Dengan iming-iming upah yang besar, Dubai telah sukses menyedot banyak pekerja asing dari negara-negara dunia ke 3, untuk mengisi sektor buruh di kota ini. Banyak orang tergiur untuk bekerja di Dubai sebab iming-iming ini, tapi yang tak banyak orang tahu yakni tingginya biaya Visa Kerja di Dubai yang mencapai $2.500 atau nyaris mencapai 320 juta rupiah. Jumlah ini tentu sangat tinggi mengingat kebanyakan pekerja asing di Dubai berasal dari negara-negara miskin dimana pendapat perkapita setiap tahunya belum tentu mencapai angka $1.000.
Beratnya biaya Visa Kerja ini, sayangnya oleh para agent pekerja sering kali justru sepenuhnya dibebankan kepada para pekerja dengan menjanjikan akan kembalinya uang mereka sesudah 6 bulan bekerja. Tapi pada realitasnya sebab pekerjaan yang kian sedikit di Dubai dan tingginya biaya hidup di kota ini, jangankan dalam 6 bulan meski dalam satu tahun saja mungkin para pekerja ini tak akan bisa mengumpulkan uang sebesar $2.500 untuk dibawa pulang ke negara asalnya.
Korupsi Yang Merajalela
Sektor konstruksi merupakan sumber utama pemasukan kebanyakan warga kelas menengah kebawah yang ada di kota Dubai. Dengan banyaknya kontraktor dan juga megaproyek pembangunan gedung pencakar langit di kota ini, seharusnya banyak lapangan pekerjaan dan uang yang berputar untuk kalangan pekerja dan buruh bangunan. Tapi pada kenyataanya hal tersebut justru tak terjadi, sebab buruknya birokrasi yang ada. Penggelapan dana, penyuapan aparat, hingga pembelian materi bangunan secara ilegal, telah menciptakan kaum buruh berada di posisi yang tersudut. Buruh-buruh ini harus bekerja dengan upah adil akhir adanya penyuapan pegawanegeri yang menciptakan adanya aturan-aturan tak masuk logika demi laba para kontraktor.
Korupsi secara berjamaah ini secara tak pribadi juga membuat, Dubai dilanda duduk masalah besar menyusul timpangnya perputaran uang yang ada dan uang yang masuk dalam kas kota. Menurut Emir Dubai, Sheikh Mohammed, uang yang berputar dalam industri konstruksi di Dubai bersama-sama sangat besar, namun sayangnya uang itu mengalir bukan ke arah yang sempurna dan hanya dinikmati segelintir orang. Sheikh Mohammed, setidaknya ada trilyunan dollar uang di Dubai yang menghilang begitu saja akhir korupsi setiap tahunya. Uang inilah yang seharusnya dinikmati oleh warga miskin di Dubai dan sanggup menciptakan hidup mereka lebih layak.
Kaprikornus Tempat Cuci Uang Koruptor Dunia
Selain menjadi kota yang penuh hiburan dan kemewahan ada satu hal lagi yang menciptakan Dubai, menjadi sangat menarik bagi milyader seluruh dunia untuk menjadikanya sebagai "Taman Bermain" mereka. Hal tersebut yakni aturan aturan di kota ini yang berdiri sendiri tanpa mengindahkan aturan yang ada di dunia. Ini berarti aturan yang ada di Dubai secara halusnya tak tersentuh oleh aturan yang berlaku di dunia pada umumnya. Kondisi ini menciptakan banyak celah yang bisa dimanfaatkan para koruptor kelas kakap dunia untuk mencuci uang hasil korupsi mereka di kota ini.
Salah satu pola yakni ibarat kejadian yang terjadi pada tahun 2016 yang lalu. Saat itu berdasarkan laporan yang ada, Staf Angkatan Darat Nigeria, Jenderal Tukur Yusuf Buratai, memakai sekitar $500.000 uang kas milik angkatan darat Nigeria untuk membeli beberapa properti di Dubai. Tindakan Jenderal Tukur Yusuf Buratai ini ternyata bukanlah yang pertama sebab laki-laki plontos ini di ketahui bahkan telah membeli puluhan properti di Dubai dengan nilai mencapai lebih dari 200 milyar dollar. Semua uang ini dipercaya merupakan uang yang berhasil di korupsi Buratai dari kas milik militer Nigeria dan coba ia basuh uangnya dengan cara membeli properti di Dubai. Sayangnya meski sudah diketahui asal usulnya uang ini tetap tak bisa di sentuh kecuali oleh Jendral Buratai, sebab aturan aturan yang berlaku di Dubai.
Perjara yang Mengerikan
Banyak rumor jelek yang beredar mengenai perlakuan jelek yang diterima tahanan yang pernah di penjara di Dubai. Rumor tersebut menyebutkan jika, para tahanan di penjara Dubai sering kali menjadi obyek kekerasan, pelecehan seksual bahkan hingga pembunuhan. Ngerinya lagi semua kejadian mengerikan ini konon justru dilakukan oleh para petugas dan sipir penjara.
Sampai dikala ini sendiri setidaknya sudah ada dua masalah yang menyeruak ke permukaan dan menjadi sorotan media massa dunia. Kasus pertama melibatkan seorang laki-laki berjulukan Karl Williams, yang harus mendekapm di penjara akhir tuduhan penanaman ganja ilegal di mobilnya. Karl yang mulai masuk penjara semenjak tahun 2012 ini mengaku, selama dalam penjara ia telah melihat hal-hal yang sangat mengerikan. Karl mengaku ia pernah melihat seorang tahanan dihajar dan ditusuk hingga mati. Karl juga mengaku ia pernah di setrum hingga pingsan dan sempat juga menjadi sasaran pelecehan seksual oleh petugas. Dalam masalah lain David Haigh yang merupakan eksekutif pemasaran dari klub liga Inggris Leeds United juga mengaku pernah mendapat perlakuan tak menyenangkan di Dubai dikala dirinya menjalani peperisksaan untuk masalah pembersihan uang. Dalam investigasi itu, David mengaku di dipukuli dan disiksa agar mau mengakui tuduhan yang di alamatkan padanya.
Kontrol Ketat Terhadap Media
Meski banyak kejadian jelek yang terjadi di Dubai, nyatanya sangat jarang pemberitaan wacana kasus-kasus tersebut bisa hingga keluar. Hal ini juga terjadi bukan tanpa alasan, semua hal jelek itu bisa tetap menjadi "rahasia" di Dubai sebab adanya aturan ketat yang membatasi gerak-gerik pers dan media massa. Memang aturan pers di Dubai sudah sedikit longgar semenjak abolisi eksekusi penjara bagi wartawan yang dinilai mengeluarkan pemberitaan yang menyudutkan Dubai.
Tapi hal ini bukan berarti pers bisa bebas memberitakan apapun, sebab setiap gosip yang keluar di media tetap harus mendapat persetujuan dulu dari otoritas terkait di Dubai sebelum bisa terbit. Berita yang boleh di terbitkan hanyalah gosip yang dianggap bisa menaikan gambaran baik kota Dubai. Sedangkan gosip yang dianggap bisa menyudutkan kota Dubai sudah niscaya di jamin tak akan bisa di cetak dan di terbitkan.
Kota Megah yang Dibangun Dengan Perbudakan Modern
Jika kita bandingkan kota Dubai kini dan sepuluh tahun yang lalu, akan terdapat sebuah perbedaan yang sangat besar. Dubai 10 tahun yang kemudian belum mempunyai gedung-gedung pencakar langit ibarat kini dan hanya merupakan kota pelabuhan biasa. Kaprikornus apa yang bisa menciptakan kota ini berubah secara drastis dalam waktu yang cukup singkat? jawabanya tentu yakni jadwal pembangunan megaproyek kota modern yang mereka rancang dan berhasil merubah kota ini jadi sangat megah. Namun bukan hanya faktor itu saja yang menciptakan Dubai berhasil jadi ibarat sekarang, sebab mereka bersama-sama juga punya diam-diam kecil wacana bagaimana mereka membangu kota megah mereka. Rahasia tersebut sama seperi cara pembangunan Piramida di Mesir kuno yang memanfaatkan tenaga para budak. Tapi tentu perbudakan yang dimaksud bukan ibarat yang ada di zaman kuno, dimana orang bisa disiksa dan di paksa untuk bekerja.
Perbudakan yang dimaksud di sini yakni perbudakan modern, dengan cara menciptakan aturan yang kurang menguntungkan buruh. Aturan-aturan ini menciptakan para buruh yang bekerja dalam proyek pembangunan di Dubai, harus bekerja sangat keras dengan upah yang kecil dan juga standar keamanan kerja yang buruk. Para pekerja ini biasanya berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, dan China yang populer tetap mau bekerja keras meski bayaranya kecil. Dengan memanfaatkan situasi dari negara-negara asal para pekerja ini yang memang tak lebih baik dari Dubai, mereka bisa memberlakukan jam kerja yang tinggi untuk mengejar sasaran pembangunan. Belum lagi para pekerja ini biasanya sudah terlebih dulu mempunyai hutang untuk pengurusan Visa Kerja pada pihak biro penyalur tenaga kerja mereka. Kaprikornus sebelum hutang itu lunas mereka harus tetap bekerja bahkan kalau pekerjaan itu lebih berat dari biasanya. Pada masa pembangunan kota termegah di dunia ini sendiri setidaknya ada 15.000 pekerja dari banyak sekali negara di dunia. Ribuan pekerja inilah yang secara tak sadar telah menjadi korban perbudakan modern.
Sahabat anehdidunia.co, itulah sedikit dongeng wacana sisi lain dari gemerlapnya kota Dubai. Semoga informasi ini sanggup sedikit menghibur dan tentunya juga bermanfaat.
Referensi:
http//www.therichest.com/shocking/18-reasons-dubai-is-the-most-corrupt-place-on-earth/