Lupus disini bukanlah tokoh dalam komik dengan rambut panjang sering makan permen karet dengan gaya tengil. Lupus yang akan kita uraikan disini ialah penyakit yang terjadi lantaran kelainan dalam sistem pertahanan tubuh atau sistem imun kita. Sistem imun normal akan melindungi kita dari serangan penyakit yang diakibatkan kuman, virus, dll dari luar tubuh kita. Tetapi pada lupus, sistem imun kita menjadi berlebihan, sehingga malahan menyerang tubuh kita sendiri. Kaprikornus menyerupai tentara yang seharusnya melindungi kita dari serangan musuh, tapi malah berbalik menyerang rakyatnya sendiri, tentu saja negara akan rusak dan bahkan sanggup hancur. Berikut kami jabarkan asal mula penyakit lupus dan tanda-tanda awal
Sejarah Lupus Periode Klasik
Dalam istilah kedokteran secara lengkap nama dari penyakit “Lupus” ini ialah “Systemic Lupus Erythematosus (SLE)”. Istilah Lupus berasal dari bahasa latin yang berarti anjing hutan atau serigala. Sedangkan kata Erythematosus dalam bahasa Yunani berarti kemerah-merahan. Pada ketika itu diperkirakan, penyakit kelainan kulit kemerahan di sekitar hidung dan pipi ini disebabkan oleh gigitan anjing hutan. Karena itulah penyakit ini diberi nama “Lupus”.
Penjelasan klasik ciri Lupus secara dermatologis dibentuk oleh Thomas Bateman, seorang siswa dermatologist dari Inggris pada awal kurun ke-19, Cazenave, seorang siswa dermatologist Perancis, pada pertengahan kurun ke-19, Moriz Kopasi, siswa dan menantu dari dermatologis Australia Ferdinant von Hebra, tamat kurun ke-19. Di kalangan kedokteran jenis penyakit ini sudah dikenal semenjak tahun 1828 lewat seorang dokter kulit dari Perancis yang berjulukan Laurent Biett. Pada awalnya penyakit ini dianggap sebagai penyakit kulit biasa.
Kemudian pada tahun 1833, Cazenave menemukan istilah erthema centrufugum. Kemudian istilah penyebaran kupu-kupu di wajah (butterfly rash) diterbitkan pertama kali di Von Hebra tahun 1846 kemudian di tahun 1856, tanda-tanda kemerah-merahan di wajah tersebut digambarkan sebagai Lupus Erythematosus.
Asal Mula Lupus Periode Neo Klasik
Pada era neoklasik sejarah Lupus dimulai pada 1872 ketika Kaposi pertama kali menjelaskan sifat sistemik. Kaposi menyampaikan bahwa ada dua jenis Erythematosus, yaitu yang berbentuk discoid dan berbentuk menyebar. Sebagai tanda-tanda dan tanda-tanda dari bentuk yang menyebar ini termasuk Nodul bawah kulit, Limfadenopati, Demam, Kehilangan berat badan, Anemia.
Namun, di tahun 1851 seorang dokter kulit berjulukan Moriz Kaposi yang pertama kali mendeteksi bahwa sebagian dari pasien Lupus (selain) mengalami kelainan di kulit juga menawarkan adanya kelainan pada organ-organ di dalam tubuh lain. Kemudian di tahun 1890-an, Sir William Osler seorang dokter dari Amerika melihat bahwa SLE juga sanggup menyerang organ tubuh penggalan dalam tanpa ada kelainan di kulit.
Penyakit Lupus Periode modern
Lalu di tahun 1948, Dr. Malcolm Hargraves dari klinik Mayo di Amerika melaporkan lebih rinci mengenai sel Lupus Erythematosus (LE) ini, yaitu : bahwa ada sel di dalam darah yang kesannya disebut sebagai sel LE yang ditemukan pada pasien Lupus. Penemuan ini kesannya mempermudah dalam menemukan lebih banyak kasus-kasus LE.
Dalam penelitian diketahui, jikalau biasanya tubuh seorang insan normal zat antibodi berfungsi untuk merusak kuman. Tetapi, pada pasien Lupus produksi zat antibodi ini terlalu hiperbola dan salah sasaran.
Seiring perjalanan waktu, penyakit ini terkenal dengan sebutan “penyakit dengan seribu wajah” ini berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa tahun dengan tanda-tanda dan keluhan beraneka ragam. Akhirnya penyakit Lupus ini diketahui tidak hanya “menyerang” penggalan kulit luar tetapi juga menyerang hampir seluruh organ tubuh penggalan dalam.
Seiring perjalanan waktu, penyakit ini terkenal dengan sebutan “penyakit dengan seribu wajah” ini berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa tahun dengan tanda-tanda dan keluhan beraneka ragam. Akhirnya penyakit Lupus ini diketahui tidak hanya “menyerang” penggalan kulit luar tetapi juga menyerang hampir seluruh organ tubuh penggalan dalam.
Penyakit lupus terbagi dalam beberapa tipe, tergantung cara terserang dan penularannya, yaitu: Lupus diskoid, lupus eritomatosus, drug-inducted lupus erythematosus dan neonatal lupus erythmatosus. Diagnosis awal sulit dilakukan lantaran tanda-tanda awal lupus terjadi dengan lambat
Gejala Lupus Eritematosus Sistemik
Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yang merupakan penyakit autoimun sistemik, mempengaruhi semua sistem tubuh, dan lebih mungkin untuk mempengaruhi perempuan daripada pria dan anak-anak. Timbulnya tanda-tanda SLE sanggup tiba-tiba atau bertahap. Berikut ialah beberapa tanda-tanda awal lupus SLE:
- Demam
- Rasa tidak enak
- Kelelahan
- Penurunan atau kenaikan berat tubuh mendadak
- Ruam berbentuk kupu-kupu di atas antara hidung, dan di pipi
- Meningkatnya sensitivitas terhadap sinar ultraviolet dari matahari
- Fenomena Raynaud (warna biru, merah, atau putih di ujung jari, dan / atau tempat pinggiran lainnya)
- Mudah memar
- Anemia
- Borok Mulut
- Sendi Achy
- Kekakuan pada sendi dan nyeri otot
- Nyeri dada ketika bernapas
- Kebingungan
- Rambut rontok
Lupus SLE juga sanggup mempengaruhi organ-organ internal menyerupai hati, ginjal dan paru-paru. Lupus SLE juga meningkatkan risiko keguguran. Kalau seorang perempuan hamil mempunyai lupus erythematosus atau membawa antibodi lupus, ini akan ditransfer ke anaknya yang belum lahir melalui plasenta, sehinggga menjadikan Neonatal Lupus Erythematosus.
Gejala Discoid Lupus Erythematosus
Discoid Lupus Erythematosus (DLE) mengacu pada bentuk ringan dari lupus erythematosus dimana hanya kulit yang terkena. Berikut ialah beberapa tanda-tanda karakteristik dari SLE:
- Munculnya ruam merah di wajah atau kulit kepala
- Jaringan parut tanggapan ruam pada kulit kepala, menjadikan botak atau rambut rontok
DLE biasanya sanggup berhasil dikontrol dengan memakai obat-obatan, dan dengan menghindari paparan sinar matahari langsung. DLE biasanya mempengaruhi kulit, namun dalam beberapa kasus, sanggup berkembang ke jaringan dan organ tubuh.
Gejala Drug-induced Lupus Erythematosus
Drug-induced lupus erythematosus yang terkait dengan penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan untuk mengobati kondisi jantung, problem tiroid, tekanan darah tinggi, dan gangguan neuropsikiatri. Beberapa obat yang telah dikaitkan dengan kondisi ini termasuk hydralazine, procainamide, quinidine, isoniazid, diltiazem, dan minocycline.
Beberapa tanda-tanda drug-induced lupus erythematosus meliputi:
- Demam
- Rasa tidak enak
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri sendi
- Pembengkakan Gabungan
- Penglihatan kabur
- Ruam kulit yang memburuk dengan paparan sinar matahari
Sahabat anehdidunia.com itulah ulasan wacana penyakit Lupus yang sedang ramai dibicarakan. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini. Mari tingkatkan kesehatan dan kebersihan kita lebih baik lagi untuk kebaikan kita bersama.
refrensi
https://www.sahabatnestle.co.id/content/view/macam-macam-penyakit-lupus-dan-gejalanya.html
http://www.kompasiana.com/singgih/penyakit-lupus-systemic-lupus-erythematosus-sle_54ff20b9a333115b4450f9c6
https://tipkecantikan.com/kesehatan/gejala-awal-penyakit-lupus/