Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu konsep berguru yang membantu guru mengaitkan antara bahan pembelajaran dengan situasi dunia konkret siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari perjuangan siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan gres saat ia belajar. Belajar tidak hanya menghafal, tetapi merekonstruksi atau membangun pengetahuan dan keterampilan gres lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya.
Center for Occupational Research (COR) menjabarkan CTL menjadi lima konsep bawahan, yaitu relating, experiencing, applying, coorperating, dan transferring. Kelima konsep tersebut kalau dipaparkan secara detail akan mencerminkan karakteristik CTL, yaitu:
- a. Pembelajaran dilaksanakan dilaksanakan dalam konteks autentik yang yang mengarah pada ketercapaian keterampilan dalam kehidupan nyata.
- b. Pembelajaran mengatakan kesempatan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna.
- c. Pembelajaran dilaksanakan dengan mengatakan pengalaman bermakna kepada siswa.
- d. Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, dan saling mengoreksi.
- e. Pembelajaran mengatakan kesempatan untuk membuat rasa kebersamaan, bekerja sama, dan saling memahami antar satu dengan lain secara mendalam.
- f. Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif, dan mementingkan kerja sama.
- g. Pembelajaran dilaksanakan dalam situasi yang menyenangkan
Kata kunci yang menempel sebagai karakteristk CTL berdasarkan Nurhadi 2002) yaitu kerja sama, saling menunjang, menyenangkan, berguru dengan gairah, pembelajaran terintegrasi, memakai banyak sekali sumber, siswa aktif, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif.
CTL merupakan salah satu pendekatan yang direkomendasikan untuk dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas untuk memberi efek pengalaman berguru optimal kepada siswa. Hal tersebut sanggup dipahami alasannya di dalam CTL melibatkan tujuh komponen utama, yaitu constructivisme (membangun),questioning (bertanya), inquiry (mencari), learning community (masyarakat belajar), modelling (pemodelan), reflection (umpan balik), dan authentic assessment (penilaian sebenarnya.
Chaedar Al Wasilah (2008) mengatakan tujuh seni administrasi yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran CTL, yaitu pengajaran berbasis problem, memakai konteks yang beragam, mempertimbangkan kebinekaan siswa, memberdayakan siswa untuk berguru sendiri, berguru melalui kolaborasi, memakai evaluasi autentik, dan mengejar standar tinggi.
Mengajarkan bahan penginderaan jauh sanggup memakai pendekatan CTL. Agar CTL berlangsung dengan baik, John A. Zahorik (1995) dalam Masnur Muslich (2008) mengingatkan beberapa elemen yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu:
- a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
- b. Pemerolehan pengetahuan gres (acquiring knowledge) dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian mempelajari detailnya.
- c. Pemahaman pengetahuan dengan cara menyusun konsep semantara, melaksanakan sharing kepada orang lain, dan berbagi konsep tersebut.
- d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge).
- e. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap seni administrasi pengembangan pengetahuan tersebut.