19 Peninggalan Kerajaan Majapahit, Termasuk Candi dan Peninggalan Lainnya - Sebagai kerajaan besar di tanah Jawa, bahkan di Nusantara, Kerajaan Majapahit meninggalkan beberapa peninggalan yang masih ada hingga ketika ini. Peninggalan Kerajaan Majapahit ini ada banyak jenisnya, mulai dari Candi, Pintu Gerbang dan atau pun banyak sekali prasasti Kerajaan Majapahit. Berbagai peninggalan Majapahit ini sangat penting keberadaannya sebagai salah satu sumber isu sejarah Kerajaan Majapahit. Dari banyak sekali peninggalan Majapahit tersebut sanggup digali banyak sekali informasi mengenai sejarah Kerajaan Majapahit. Berbagai peninggalan Kerajaan Majapahit ini tersebar di beberapa tempat yang berbeda, ada yang di Jawa Timur ada juga yang berada di Jawa Tengah.
 |
| Peninggalan Kerajaan Majapahit |
Dari banyak sekali peninggalan Kerajaan Majapahit ini lah lalu para mahir sanggup mendapat informasi penting terkait sejarah Kerajaan Majapahit. Informasi mulai dari sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit hingga dengan masa keruntuhannya pun sanggup didapatkan. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini akan kami sampaikan 19 peninggalan Kerajaan Majapahit, mulai dari candi Majapahit hingga dengan banyak sekali prasasti yang berhasil ditemukan. Langsung saja, simak klarifikasi di bawah ini.
1. Candi Wringin Lawang
Peninggalan Kerajaan Majapahit yang pertama yaitu candi Wringin Lawang. Candi ini berbentuk sebuah gapura agung yang terbuat dari kerikil bata merah tersusun secara rapi. Luas dasar dari Candi Wringin Lawang ini sekitar 13 x 11 meter dengan tinggi 15,5 meter. Arsitektur candi Wringin Lawang yaitu bentar atau "candi terbelah". Bangunan mirip ini hingga ketika ini masih sering kita jumpai dan sering diterapkan dalam gaya bangunan di Bali. Para mahir sejarah menduga bahwa fungsi dari bangunan ini yaitu sebagai pintu gerbang menuju daerah utama atau ibukota Majapahit pada waktu itu. Lokasi Sejarah Candi Wringin Lawang ini cukup terlihat dan gampang dijangkau alasannya yaitu terletak di jalan utama Surabaya-Solo, tepatnya berada di darah Brangkal sebelum memasuki wilayah Trowulan.
2. Candi Brahu
Candi Brahu juga termasuk candi peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi Brahu terletak di daerah Bejijong, Trowulan, Mojokerto. Candi Brahu yaitu bangunan suci yang dipergunakan untuk memuliakan anggota keluarga yang sudah meninggal. Bahkan konon kabarnya ke empat Raja Kerajaan Majapahit yang telah wafat, dikremasi di kompleks bangunan Candi Brahu. Sejarah Candi Brahu ini cukup menarik untuk dipelajari, dan bangunan Candi Brahu masih berdiri kokoh hingga sekarang. Saat ini Candi Brahu menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang cukup ramai didatangi para wisatawan. (baca : Sejarah Candi Brahu)
3. Candi Gentong
Candi peninggalan kerajaan Majapahit selanjutnya yaitu Candi Gentong. Namun untuk ketika ini kabarnya Candi Gentong masih dalam tahap direstorasi sehingga bentuknya belum sempurna. Bentuknya masih dalam bentuk reruntuhan serpihan batuan bekas bangunan lama. Sehingga Candi Gentong belum sanggup dinikmati oleh para pengunjung dengan nyaman. Sedangkan lokasi Candi Gentong yaitu berada di bersahabat Candi Brahu.
4. Candi Tikus
Candi Tikus yaitu candi peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya. Candi Tikus yaitu sebuah candi yang konon berdasarkan para mahir sejarah yaitu sebuah kolam pemandian untuk ritual atau disebut juga dengan petirtaan. Bentuk bangunannya yaitu sebuah kolam bujur kandang dengan ukuran 22,5 meter x 22,5 meter dengan arsitektur yang berbentuk teras-teras persegi dengan bermahkota menara. Menara Candi Tikus ini disusun dengan susunan konsentris yang menjadi spot tertinggi dari bangunan keseluruhan bangunan. Sejarah Candi Tikus dinakaman dengan Candi Tikus alasannya yaitu pada ketika penemuannya, Candi ini menjadi sarang tikus yang sering menjadi gangguan hama bagi sawah para penduduk di sekitar lokasi Candi.
5. Candi Bajang Ratu
Peninggalan Kerajaan Majapahit lainnya yaitu Candi Bajang Ratu. Candi Bajang Ratu letaknya berdekatan dengan Candi Tikus. Candi Bajang Ratu mempunyai struktur bangunan yang ramping dengan arsitektur gapura paduraksa dengan tinggi 16,5 meter. Yang menarik dari bangunan Candi ini yaitu hiasan pada bab atas Candi yang mempunyai goresan hiasan begitu indah dengan kerumitan tingkat tinggi dan sangat detail. Bajang Ratu sendiri yaitu bahasa Jawa yang mempunyai arti Raja Kecil. Candi Bajang Ratu kerap dihubungkan dengan raja ke dua Majapahit yaitu Raja Jayanegara. Karena Raja Jayanegara nanik tahta pada usia yang masih sangat belia. (baca : Sejarah Candi Bajang Ratu)
6. Candi Kedaton
Sampai ketika ini, Candi Kedaton masih dalam tahap renovasi alasannya yaitu bentuk dan wujudnya masih dalam misteri yang sulit dipecahkan oleh para mahir sejarah. Pada komplek bangunan Candi Kedaton ini terdapat beberapa bangunan yang berupa candi, sumur upas, lorong rahasia, lisan gua dan juga terdapat makam Islam. Sampai ketika ini masih diupayaan untuk memecahkan bentuk dan misteri yang ada pada Candi Kedaton. Namun informasi yang berkembang mengarah pada bahwa Candi Kedaton merupakan candi yang berada di daerah kompleks ibukota Majapahit pada masa Majapahit akhir.
7. Candi Minak Jinggo
Candi Minak Jinggo ini terletak di bersahabat kolam segaran, namun bangunan candi ini hanya tersisa reruntuhannya saja. Bentuk dari bangunan ini cukup unik berupa kombinasi materi kerikil andesitpada bab luar dan disusul bab dalam. Di Candi Minak Jinggo juga terdapat arca unik yang ditengarai sebagai makhluk abnormal yang berjulukan Qillin seekor makhluk abnormal dalam mitologi China. Dengan inovasi arca ini lalu mengindikasikan bahwa ada relasi yang cukup berpengaruh antara Majapahit dengan Dinasti Ming di China. Candi ini mempunyai relasi erat dengan legenda rakyat Damar Wulan dan Menak Jinggo.
8. Candi Grinting
Candi ini sesuai dengan namanya, Candi Grinting terletak di lokasi dusun Grinting, Desa Karang Jeruk, Kecamatan Jatirejo. Sejauh ini, keberadaan Candi Grinting belum banyak masyarakat awam yang mengetahuinya. Informasi terkait bentuk dan kontruksi bangunan Candi Grinting juga belum begitu banyak. Yang ada hanyalah sisa bangunan Candi yang berupa fondasi yang ditemukan oleh oembuat kerikil bata.
9. Pendopo Agung
Pendopo Agung juga termasuk peninggalan Kerajaan Majapahit. Pada awalnya, bangunan ini berupa inovasi umpak-umpak besar yang diduga sebagai sisa dari bangunan pendapa agung. Pendapa agung ini juga diperkirakan dijadikan sebagai tempat Raja Majapahit menemui tamu-tamu kerajaan. Letak bangunan ini berada di bersahabat Kolam Segaran. Saat ini, lokasi Pendopo Agung ini sudah dipugar oleh Kodam V Brawijaya sehingga menjadi bangunan gres yang nyaman untuk dikunjungi. Yang unik adalah, di belakang bangunan ini terdapat kerikil miring yang konon kabarnya menjadi tempat Mahapatih Gajah Mada mengikrakan Sumpah Palapa. Selain itu juga terdapat kompleks dan petilasan Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit sekaligus pendiri Kerajaan Majapahit.
10. Kolam Segaran
Kolam Segaran termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang monumental. Bangunan ini yaitu berupa kolam besar yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 800 x 500 meter persegi. Kedalaman kolam segaran ini sekitar 3 meter dengan dinding bertebal sekitar 1,6 meter. Nama segaran sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu segara atau laut. Bisa jadi orang pada jaman dulu mengibaratkan kolam yang begitu besar ini dengan maritim kecil. Para mahir menduga bahwa bangunan ini yaitu sebuah reservoir bagi pemukiman penduduk Kerajaan Majapahit yang padat. Ada juga yang menyebutkan sebagai tempat latihan renang bagi para prajurit atau calon prajurit Kerajaan Majapahit. Ada juga yang menyebutkan bahwa kolam tersebut dipakai sebagai tempat pembuangan peralatan makan bekas menjamu para tamu dengan tujuan menawarkan kemakmuran Kerajaan Majapahit.
11. Situs Lantai Segi Enam
Peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya yaitu sebuah sotus lantai yang mempunyai segi sejumlah enam. Cukup unik peninggalan ini alasannya yaitu sudah menawarkan tingkat peradaban dan teknologi konstruksi materi bangunan yang cukup maju. Sisa bangunan rumah yang ditemukan mempunyai lantai segi enam dari materi tanah liat bakar yang sudah halus dengan ukuran 34 x 29 x 6.5 cm.
12. Alun-Alun Watu Umpak
Letak alun-alun watu umpak hanya sekitar 100 meter dari situs Candi Kedaton. Peninggalan Kerajaan Majapahit ini berupa kumpulan batu-batu umpak yang tersusun demikian rapi. Para mahir sejarah menduga bahwa situs ini yaitu bekas dari Kerajaan Majapahit yang berkaitan erat dengan keberadaan situs Candi Kedaton.
13. Makam Putri Campa
Makam Putri Campa yaitu sebuah situs pemakaman kuno dengan gaya Islami. Letaknya di bersahabat Candi Menak Jinggo dengan fokus utama tentu saja kepada makam Putri Campa. Putri Campa sendiri berdasarkan kisah yaitu seorang selir atau istri raja Majapahit periode akhir. Dari data yang diperoleh, Putri Campa diperkirakan meninggal pada tahun 1448 M dan ia yaitu seorang penganut agama Islam. Dan bahkan disebutkan bahwa Putri Campa berhasil mengajak raja Majapahit terakhir untuk menjadi pemeluk agama Islam juga. Sejarah ini terkait erat dengan raja Demak pertama yaitu Raden Patah yang disebutkan merupakan anak dari raja Brawijaya raja Majapahit terakhir. Sedangkan Raden Patah sendiri yaitu pendiri Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa yaitu Kerajaan Demak.
14. Makam Troloyo
Situs pemakaman ini yaitu kompleks pemakaman Islam kuno yang terletak di daerah Mojokerto. Pada pemakaman troloyo ini kebanyakan kerikil nisan bertuliskan angka tqhun 1350 dan 1478. Makam Troloyo ini juga sekaligus menjadi bukti bahwa Islam sudah masuk di Jawa semenjak pertengahan periode ke 14. Selain itu juga bahwa Islam juga sudah dianut dan diakui oleh sebagian kecil penduduk di sekitaran ibu kota Majapahit waktu itu.
15. Siti Inggil
Siti inggil mempunyai arti tanah tinggi, atau sanggup jadi sebuah konotasi dari sebuah tempat yang ditinggikan atau dihormati. Siti Inggil ini terletak di bersahabat lokasi Candi Brahu. Siti inggil termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit. Konon kabarnya, Siti Inggil ini yaitu tempat yang pernah dipakai oleh Raden Wijaya untuk bertapa. Di lokasi ini terdapat dua makam, yaitu makan Sapu Angin dan makam Sapu Jagat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar. Makam ini juga banyak dikunjungi peziarah, terutama pada malam jumat.
16. Candi Jolotundo
Candi Jolotundo termasuk candi peninggalan kerajaan Majapahit yang terletak di lereng Gunung Bekal. Lokasi tepatnya yaitu di desa Seloliman Kecamatan Trawas. Bangunan Candi Jolotundo terbuat dari kerikil kali dengan ukuran panjang 16,85 meter dengan lebar 13,52 meter serta tinggi mencapai 5,20 meter. Menurut data sejarah, candi Jolotundo ini menawarkan angka 977 M.
17. Reco Lanang
Peninggalan Kerajaan Majapahit ini berupa sebuah arca yang terbuat dari kerikil andesit. Arca ini sebuah citra dari perwujudan Dhani Buddha yang disebut dengan Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah timur. Di dalam Agama buddha mengenal beberapa bentu kebudhaan yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Untuk ketika ini, d daerah Trowulan sendiri sudah banyak pemahat yang sanggup menciptakan arca mirip pada peninggalan Kerajaan Majapahit. Sehingga tidak sedikit para pecinta patung yang memesan arca mirip arca peninggalan Kerajaan Majapahit. Bukan saja dari luar kota atau pulau, bahkan dari luar negeri pun juga banyak yang memesan arca peninggalan Kerajaan Majapahit.
18. Api Abadi Bekucuk
Api Bekucuk ini konon kabarnya sudah ada semenjak Kerajaan Majapahit ada. Api awet Bekucuk juga dimanfaatkan untuk banyak sekali kepentingan masyarakat Majapahit waktu itu. Lokasi keberadaan Api Abadi Bekucuk yaitu di desa Tempuran, Kecamatan Sooko yang jaraknya kurang lebih 3 km dari Kota Mojokerto. Api Bekucuk ini mulai menyita perhatian masyarakat yaitu pada tahun 1933. Pada ketika itu banyak bermunculan sumber api yang kecil di beberapa rumah penduduk desa. Dan semenjak ketika itu lalu oleh Pemerintah ditinjau dan di teliti yang lalu semakin mengakibatkan Api Bekucuk terkenal di masyarakat.
19. Museum Purbakala Trowulan
Museum Trowulan mungkin bukan barang lama, namun isi dari Museum Trowulan yang menjadi menarik. Museum Trowulan berisikan banyak sekali peninggalan Kerajaan Majapahit, baik yang berupa prasasti maupun beberapa jenis peninggalan yang lainnya. Museum Trowulan didirikan oleh Kanjeng Adipati Ario Kromojoyo Adinegoro bersama Ir. Henry Maclaine Pont pada tahun 1942.
