Kesenian yakni potongan dari tradisi dan budaya yang sejatinya merupakan wujud dari identitas sebuah bangsa. Karena itu sama halnya dengan harta, kesenian juga diwariskan secara bebuyutan semoga tetap terus terjaga keeksisanya. Di Indonesia sendiri terdapat begitu banyak kesenian tempat yang tergolong unik dan menarik. Kesenian-kesenian ini biasanya akan dipentaskan dikala masa panen, hajatan dan juga peristiwa-peristiwa penting. Hal ini alasannya yakni bagi masyarakan kita Kesenian tak hanya sekedar warisan budaya yang harus dilestarikan. Sebagian diantaranya juga ada yang bekerjasama dengan dunia mistis. Lahirnya kesenian yang berbau mistis ini sendiri tak lepas dari kepercayaan nenek moyang kita yang menganut faham 'animisme' dan 'dinamisme.'
Pada zaman dulu kkesenian di Indonesia, sering kali dijadikan sarana untuk berkomunikasi dengan para leluhur lewat media lagu dan tari-tarian. Dan meski kian tergerus dengan perkembangan zaman kesenian berbau mistis ini masih terus coba bertahan walau hanya mentas sekali atau dua kali dalam satu bulan di wilayah-wilayah perkampungan. Berbeda dengan boneka berbau mistis di Indonesia, berikut beberapa kesenian berbau mistis yang kali ini akan anehdidunia.com bagi kisahnya dalam, Kesenian Berbau Mistis Asal Indonesia. versi anehdidunia.com
Kuda Lumping
Kuda Lumping atau yang juga di kenal dengan sebutan "Jathilan" merupakan kesenian tempat yang hampir ada di semua wilayah Jawa dan Bali, meski dengan nama yang berbeda-beda. Kesenian berupa sendra tari ini biasanya dimainkan oleh 6 hingga 10 orang dengan ciri khas, tarian yang memakai kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Menurut sejarah yang ada kuda Lumping merupakan tarian yang terinpirasi oleh kehidupan orang pada zaman dulu yang kehidupan sehari-harinya biasa di isi dengan berburu dan bercocok tanam. Karena itu dulunya tari Kuda Lumping sering kali di pentaskan di area persawahan dikala akan dimulainya masa taman maupun dikala akan memanen hasil sawah.
Gerakan tari yang tidak mengecewakan bertenaga dengan hentakan kaki yang berpengaruh dari para penari Kuda Lumping konon sanggup menyuburkan tanah, sekaligus menakut-nakuti hewan liar menyerupai babi hutan untuk mendekati area persawahan. Di tengah Tarian dan iringan Gamelan inilah biasanya para penari kuda Lumping, akan mengalami kesurupan dan mulai meminta banyak sekali macam hal abnormal untuk dimakan. Hal-hal abnormal tersebut biasanya berupa bara api, barang pecah belah hingga ayam yang masih hidup. Saat kerasukan ini badan dari para penari Kuda lumpng dipercaya telah dirasuki oleh roh para prajurit kuno ataupun makhluk penunggu wilayah sekitar di adakanya tarian Kuda Lumping. Karena itu dikala pementasan Kuda Lumping biasanya juga adakn ada seorang "Pawang" khusus yang tugasnya menjaga semoga orang yang kesurupan tak lepas kendali sekaligus menyadarkan mereka dikala Roh yang merasuki mereka telah puas memakan sesajen. Pawang ini sendiri biasanya orang yang di tuakan dalam sebuah Grup penari Kuda Lumping sekaligus seseorang yang paham akan ilmu Kejawen. Karena itulah, Kesenian Kuda Lumping sering di identikan dengan dunia mistis.
Debus
Debus merupakan Kesenian yang memadukan unsur tari, musik dan juga beladiri yang menjadi ciri khas dari wilayah Banten, Jawa Barat. Kesenian ini mempunyai daya tarik utama pada agresi beladiri yang membuktikan kekebalan badan insan terhadap benda tajam, api bahkan hingga air keras. Menurut sejarah yang ada kesenian ini pertama kali muncup pada masa ke 16 di era pemerintahan Sultan Maulana Hassanuddin antara tahun 1532-1570. Debus kian terkenal di kalangan warga Banten dikala Sultan Ageng Tirtayasa menggunakanya sebagai alat untuk memompa semangat rakyat Banten pada masa perang melawan Belanda pada tahun 1651-1692. Saat itu Debus yang bahu-membahu merupakan Seni Beladiri, disamarkan menjadi sebuah kesenian tari lengkap dengan alunan musik tradisional yang di selingi dengan agresi unjuk kekebalan tubuh.
Dalam pementasanya atraksi ekstrim yang biasa di tampilkan dalam Debus diantaranya, menusuk dan mengiris badan dengan benda tajam, memasak telur di atas kepala, hingga yang paling ekstrim yakni menyiram badan dengan air keras. Nah disinilah keunikan Debus alasannya yakni meski telah ditusuk, di iris ataupun terkena benda panas, badan dari para pelakon Debus biasanya sama sekali tak terluka bahkan tergores. Hal ini diyakini alasannya yakni dikala melaksanakan Debus badan insan konon mendapat proteksi dari makhluk mistik yang membuatnya kebal. Namun ada pula yang menyebutkan kalau pemain Debus mendapat kekebalan tubuhnya dari sebuah tarekat yang mereka lakukan, dengan melakoni tarekat ini seseorang akan mendapat badan yang berpengaruh dari Yang Maha Kuasa. Hal ini didasarkan pada salah satu sejarah yang menebutkan kalau, Debus bahu-membahu berasal dari tempat Timur Tengah berjulukan Al-Madad. Debus yang dalam bahasa Arab berarti "Tombak", konon awalnya masuk ke Banten sebagai sarana penyebaran Agama Islam pada tahun 1848-1908 yang dibawa oleh para pengawal Cut Nyak Dien.
Bambu Gila
Bambu Gila merupakan Kesenian Khas Maluku yang amat terasa kesan mistisnya. Seni tari yang diasanya dipentaskan dalam acara-acara khusus ini memakai Bambu, sebagai atraksi utamanya. Namun Bambu ini bukanlah bambu biasa alasannya yakni sebelumnya telah di bacakan mantra khusus. Setelah di bacakan mantra inilah tiba-tiba bambu akan terasa sangat berat dan bahkan bergerak dengan liar. Saat inilah para penari harus bertahan memegang bambu semoga jangan hingga lepas sambil menahan berat dan goncangan yang kuat. Kesan mistis dari kesenian ini cukup berpengaruh alasannya yakni tak hanya para pemainya saja yang akan mencicipi aura mistis dikala pementasan Bambu Gila, tapi juga para penonton yang melihat di sekitarnya. Kesenian unik ini nyaris sanggup ditemukan di setiap Kabupaten yang ada di Maluku dan bahkan sekarang telah menjadi salah satu atraksi wisata yang paling terkenal di Maluku.
Reog Ponorogo
Reog merupakan salah satu kesenian asal wilayah pesisir barat Jawa Timur, khususnya wilayah Ponorogo yang sangat kental dengan nuansa mistis. Kesenian yang mempunyai ciri khas pada topeng unik yang digunakan oleh para penarinya ini, biasanya dipentaskan dalam insiden penting menyerupai pernikahan, khitanan hingga hari besar nasional. Tarian Reog sendiri biasanya menceritakan kisah ihwal Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Kisah ini lalu dikemas dalam tiga sesi tari dalam pementasa Reog yang di bagi menjad tiga kelompok terpisah. Tarian pertama biasanya di perankan oleh 6-8 orang laki-laki berpaian serba hitam yang mukanya di rias dengan warna merah dan kuning. Para laki-laki ini konon melambangkan sosok singa yang pemberani.
Tarian ke dua, dibawakan oleh 6-8 perempuan yang menaiki kuda dengan Jaran Kepang. Pada versi orisinilnya, para penari yang memerankan Dewi Ragil ini biasanya diperankan oleh laki-laki yang berdandan sebagai wanita. Namun seiring dengan berkembangan jaman kiprah penari Jaran Kepang ini di gantikan oleh kaum hawa. Puncak dari kesenian Reog yakni tarian Singa Barong, dimana para pemainya memakai topeng wajah singa yang dihiasi dengan mahkota yang terbuat dari anyaman bambu yang dihiasi dengan bulu merak. Hebatnya topeng yang beratnya sanggup mencapai 60-80kg ini hanya diangkat memakai gigi saja. Untuk sanggup mengangkat topeng ini seorang penari Singo Barong harus mendapat training yang amat keras, namun selain itu kekuatan luar biasa ini juga diperoleh lewat sumbangan dunia mistis dengan cara bertapa dan juga puasa. Selain mengangkat topeng Singo Barong dalam pementasanya seorang pemain Reog kadang juga membopong salah satu penonton di atas topeng Singo Barong miliknya. Dengan perhiasan orang ini berat yang harus di tanggung oleh seorang pemain Reog sanggup mencapai dua kali lipat dari biasanya. Luar biasa, kan..?
Tari Bedhaya Kethawang
Bedhaya Kethawang merupakan sebuah tarian asal keraton Yogyakarta yang amat di sakralkan dan hanya digelar sekali dalam setahun. Tarian ini konon merupakan persembahan dari Nyi Roro Kidul, sebagai penghormatan bagi raja-raja penerus kerajaan Mataram. Sangking sakralnya konon Nyi Roro kidul juga ikut menari dikala pementasan Bedhoyo Kethawang. Menurut kitab Wedbapradangga, kono pencipta tarian Bedhoyo Kethawang merupakan Sultan Agung dan Kanjeng Ratu Kencanasari, penguasa maritim selatan yang juga disebut Kanjeng Ratu Kidul. Sultan Agung sendiri merupakan raja pertama sekaligus yang terbesar dalam sejarah kerajaan Mataram dan memerintah antara periode 1613-1645.
Konon untuk membuat tarian ini Sultan Agung memerintahkan para hebat Gamelan untuk membuat sebuah gendhing yang berjulukan Ketawang. Suara Gendhin inilah yang membuat suasana lain dari yang lain dikala pementasan Bedhoyo Kethawang. Suasana tak biasa ini akan makin terasa dikala bunyi rehab yang digesek mulai terdengar menjelang keluarnya para penari dari Dalem Ageng Prabasuyasa, menuju ke Pendapa Agung Sasanasewaka. Selain itu yang membuat tarian ini kian mistis yakni persiapan menjelang di pentaskanya tarian ini yang membutuhkan bermacam-macam persiapan termasuk diantaranya slametan dengan banyak sekali sesajen untuk kelancaran acara.
Tari Sanghyang Janger
Sanghyang Janger merupakan tarian yang sering dipentaskan di desa Metra, Tembuku, Bangli. Tarian ini tergolong sebagai tarian yang unik, sakral sekaligus erat dengan hubunganya dengan dunia gaib. Berbeda dengan tarian Janger yang belakangan ini yang lebih menonjolkan gerakan dan bahasa badan yang sensual. Tarian Sanghyang Janger justru banyak menampilkan gerakan yang berbahaya dengan bermain-main dengan bara api. Namun disinilah justru daya tarik utama dari tari Sanghyang Janger, alasannya yakni meski bersentuhan eksklusif dengan api namun tak satupun penari Sanghyang Janger yang mengalami luka bakar. Saat dipentaskan Sanghyang Janger biasanya akan dimanikan oleh 10 penari laki-laki dan 10 penari wanita.
Setelah beberapa dikala menari, biasanya seorang penari Sanghyang Janger akan mengalami kesurupan dan mulai bermain dan berjalan diatas para api. Selain para penari, tak jarang juga ada pengiring lain bahkan hingga penonton yang kesurupan dan ikut bermain bara api. Karena itu tarian ini terkenal begitu mistis, namun selain keunikanya ini. Bagi warga setempat tarian Sanghyang Janger tak hanya sekedar tarian yang berbau mistis, tapi juga merupakan sebuah ritual wajib untuk menolak bala. Warga setempat percaya kalau tarian ini tak dipentaskan maka akan terjadi musibah. Hal ini bekerjasama dengan tujuan pementasan tarian ini pada zaman dulu yang merupakan persembahan bagi Ida Hyang Widi Wasa, untuk memohon keselamatan dan kemakmuran bagi warga Bangli.
Sahabat anehdidunia.com, itulah beberapa kesenian khas Indonesia yang erat hubunganya dengan dunia mistik dan juga berbau hal-hal mistis. Jika kita lihat dari sejarahnya, semua kesenian ini senbenarnya dibentuk untuk mengenang sebuah insiden atau bahkan merupakan potongan dari upacara adab untuk membuktikan rasa terimakasih pada ilahi ataupun dewi. Dan seiring dengan berkembangnya zaman mulai beralih menjadi sebuah hiburan rakyak sekaligus potongan dari kekayaan budaya yang tentu harus kita lestarikan semoga tak punah.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuda_lumping
https://id.wikipedia.org/wiki/Debus
https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu_Gila
https://id.wikipedia.org/wiki/Reog_(Ponorogo)
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuda_lumping
https://id.wikipedia.org/wiki/Debus
https://id.wikipedia.org/wiki/Bambu_Gila
https://id.wikipedia.org/wiki/Reog_(Ponorogo)