Jalan nasib seseorang tak akan pernah ada yang tahu, kadang bisa di atas kadang juga di bawah. Nasib kadang juga bisa menipu alasannya ialah apa yang dipandang orang sebagai patokan kebahagiaan secara umum, justru bisa menjadi pusaran kesedihan bagi orang orang yang menjalaninya. Sebagai rujukan kadang kita sering iri melihat kehidupan orang yang terlihat bahagia, dengan gelimang harta dan popularitas. Padahal orang tersebut justru tak senang dengan kehidupanya yang kadang berujung dengan dongeng tragis.
Putaran roda kehidupan juga kadang bisa merubah hidup orang "beruntung" yang dulunya terkenal dan kaya raya. Menjadi orang yang bisa dibilang sial dan hidupnya berakhir tragis. Hal ini nyaris berlaku bagi siapapun, termasuk diantaranya para artis cilik yang semasa muda bergelimang harta dan popularitas namun justru nasibnya harus berakhir dengan tragis. Artis-artis cilik ini harus menghadapi nasib jelek yang menyapa mereka baik itu ketika popularitas mereka memuncak ataupun dikala popularitas mereka justru telah memudar. Mirisnya lagi beberapa dongeng artis cilik ini bahkan ada yang hidupnya harus berakhir dengan tragis karera menjadi korban pembunuhan dari orang terdekat mereka sendiri.
Kisah memilukan dari para artis cilik dunia inilah yang kali ini akan anehdidunia.com bagikan ksahnya dalam "Kisah Hidup Artis Cilik Dunia Yang Berakhir Tragis" versi anehdidunia.com
Jackie Coogan
Nama Jackie Coogan, mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang ketika ini, tapi artis cilik yang pernah meroket namanya pada kala 1920an ini merupakan orang yang memicu Hollywood untuk memberlakukan aturan dukungan artis cilik dari Eksploitasi orang renta yang sering disebut dengan "Coogan Act."
Memulai karier sebagai artis cilik pada tahun 1920, nama Jackie kecil mulai melambung ketika ia menerima tugas dalam salah satu film klasik Charlie Chaplin yang berjudul "The Kid" pada tahun 1921. Sejak ketika itu nama Jackie terus berkibar, hingga sang Ayah memutuskan untuk mendirikan sebuah rumah produski film atas nama putranya. Dengan perusahaan barunya ini, ayah Jackie kemudian mulai menyusun planning untuk mengorbitkan anaknya. Tak berselang usang Jackie kemudian di kontrak oleh MGM dengan honor $500.000 hingga $1.000.000 pertahun di tambah bonus ekstra untuk setiap film yang Jackie mainkan.
Dengan uang melimpah yang dihasilkan anaknya ini, sayangnya orang renta Jackie mulai lepas kendali dan hidup secara glamor dari jerih payah anaknya. Hampir semua uang yang dihasilkan Jackie berada dibawah kekuasaan ayahnya. Hal ini dikemudian hari menimbulkan masalah, alasannya ialah seiring dengan bertambahnya usia, popularitas Jackie kian menurun sebagai artis. Saat Jackie berusia 21 tahun, hampir semua kekayaan yang ia miliki telah habis dan hanya bersisa sedikit saja. Ditambah lagi sang ayah yang merupakan pemegang kendali atas semua uang Jackie meninggal secara mendadak akhir kecelakaan. Selepas ayahnya meninggal, otomatis uang tersebut berada di bawah kekuasaan Ibu Jackie, alasannya ialah Jackie dianggap belum sampaumur untuk mengelola uangnya sendiri.
Namun bukanya merawat anak semata wayangnya, Ibu Jackie malah justru mengusir Jackie supaya bisa tinggal bersama pacar barunya. Saat di usir Jackie hanya di beri uang sebesar $1.000 untuk bertahan hidup. Untungnya ada orang yang prihatin dengan kondisi Jackie ini dan membantu Jackie untuk menyusun tuntutan pada Ibunya supaya mengembalikan uang yang dimiliki Jackie. Persidangan perebutan harta ini berlangsung pelik, alasannya ialah Ibu jackie terus mengelak dari semua tuduhan dan bahkan menyampaikan kalau Jackie merupakan anak yang tak baik. Beruntungnya majelis hakim pada persidangan tersebut tak percaya dengan keterangan Ibu Jackie dan memutuskan untuk mengembalikan semua uang yang tersisa pada Jackie.
Tapi alasannya ialah sudah dipakai untuk berfoya-foya oleh Ibu dan pacar barunya, uang tersebut hanya tersisa $126.000 dari semula yang masih sekitar $250.000. Jumlah tersebut tentu amat kecil kalau dibandingkan dengan penghasilan Jackie selama menjadi artis cilik yang mencapai jutaan dollar. Kasus inilah yang memicu Hollywood untuk menciptakan peraturan yang melindungi hak artis cilik mereka dan menghindari upaya eksploitasi oleh orang renta mereka yang disebut dengan "Coogan Act."
Anissa Jones
Anissa Jones merupakan artis cilik kala 1960an final yang terkenal lewat peranya sebagai seorang anak yatim lucu berjulukan Buffy dalam serial tv berjudul Family Affair. Drama yang pernah menduduki peringkat 1, sebagai program tv favorit ini sukses melambungkan nama Anissa kecil, hingga ia begitu sibuk pada masanya. Dalam masa jayanya ini Anissa bahkan harus bekerja nonstop selama seminggu penuh. Hari-hari Anissa ketika itu di isi dengan acara promosi produk dan menjadi bintang ikaln yang menciptakan pundi-pundi uangnya meningkat dengan cepat.
Namun sayangnya semua itu berubah, sehabis pada tahun 1971 program Family Affair berhenti di tayangkan di televisi menyulul ratting yang kian jeblok. Setelah program tv tersebut dibatalkan, Anissa nyaris tak pernah menerima proposal lain jadi keluarganya memutuskan untuk menjalani kehidupan yang normal. Anissa kembali bersekolah di sekolah umum dan mulai menjalani hidup sebagai gadis biasa. Tapi semua itu mulai berubah lagi, semenjak ia menginjak usia 18 tahun dan mulai berhak untuk memakai uang yang ia hasilkan selama menjadi artis. Saat itu Anissa mendapatkan sekitar $107.000 yang merupakan uang hasil upahnya selama bermain dalam drama Family Affairs.
Mendapatkan uang dalam jumlah yang besar di usia yang belum matang, perlahan menciptakan perilaku Anissa berubah. Gadis yang dulunya rajin ini, mulai suka berpesta dan menenggak alkohol. Anissa bahkan diketahui mulai menjalin kekerabatan dengan seorang laki-laki pengangguran yang kemudian hari diketahui hanya mengincar uang Anissa saja. Puncak dari segala kekacauan dalam hidup Anissa ini terjadi ketika gadis muda ini balasannya ditemukan meninggal akhir overdosis obat-obatan terlarang di rumah temanya ketika masih berusia 18 tahun.
Carl "Alfalfa" Switzer
Tahu film The Little Rascals? itu lho film perihal geng anak balita yang lucu dan serng di putar di tv. Film tersebut ternyata bukanlah film gres dan merupakan pembiasaan dari sebuah film klasik pada kala 1940an dengan judul yang sama. Nah dalam fil itu terdapat satu karaekter yang begitu ikonik berjulukan "Alfalfa" seorang bocah lucu yang mempunyai rambut khas. Karakter ini pada film pertamanya di perankan oleh Carl Switzer. Seorang pemain film cilik yang dianggap berbakat dan sangat lucu alasannya ialah kemampuanya untuk bermain dalam film komedi. Dengan bakatnya ini Switzer dengan cepat memperoleh ketenaran.
Sayangnya masa kejayaan dunia perfileman harus berhenti menyusul pecahnya perang dunia II ketika itu. Setelah perang hal yang sama masih terjadi, hingga Switzer kesulitan untuk mendapatkan tugas dalam sebuah film. Pada tahun 1950, Switzer bahkan balasannya memutuskan untuk berhenti berakting dan pulang ke Texas untuk menjadi peternak dan instruktur anjing. Disinilah segalanya mulai berubah, alasannya ialah Switzer yang sudah berkeluarga mulai ketergantungan terhadap alkohol hingga balasannya di ceraikan oleh istrinya. Setelah bercerai hidup Switzer kemudian semakin kacau ia mulai mengalami kesulitan secara finansial. Sampai pada suatu ketika ia bahkan pernah tertangkap mencuri pohon di hutan lindung pada tahun 1959. Kemalangan Switzer tak berakhir hingga di situ, alasannya ialah tak berselang usang ia harus tewas ketika menagih uang hasil melatih anjing dari seorang laki-laki berjulukan Stiltz. Karena tak terima di tagih hutangnya secara berangasan Stiltz dan Switzer balasannya terlibat pertikaian yang berujung pada perebutan senjata api yang balasannya menewaskan Switzer. Kasus ini sempat diselidiki oleh Polisi, tapi alasannya ialah kurangnya bukti maka pembunuhan tersebut dianggap sebagai upaya pembelaan diri dan tak dikenai hukuman.
Jonathan Brandis
Bagi pecinta film klasik wajah dari Jonathan Brandis, tentu sudah tak asing lagi. Remaja berambut pirang ini merupakan pemetan utama dalam salah satu pembiasaan drama tv milik Stephen Kings yang berjudul IT. Mengawali karier sebagai model ikaln semenjak usia 4 tahun, wajah lucu Brandits pribadi terkenal dan ia mulai kebanjiran tugas baik di iklan maupun tv. Hal ini kemudian mendorong keluarga Brandits untuk pindah ke LA untuk mendukung karir putra mereka. Setibanya mereka di LA apa yang diperlukan keluarga Brandits segera terwujud alasannya ialah anak mereka segera menerima tugas dalam aneka macam film dan bahkan menjadi idola remaja pada masanya.
Sayangnya hal ini tak berlangsung lama, alasannya ialah popularitas Brandits dengan cepat merosot. Brandits bahkan tercatat hanya mendapatkan peran-peran kecil dalam film dan drama tv. Hal ini rupanya mulai memicu depresi pada di ri Brandits yang membuatnya selalu kesepian dan mulai sering minum-minum. Puncaknya ialah ketikan Brandits memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di apartemen miliknya. Kejadian miris tersebut terjadi pada 27 November 2003, dimana Brandits masih berusia 27 tahun. Apa yang dialami Brandits ini oleh banyak kalangan merupakan dampak dari popularitasnya yang dengan cepat menurun. Menurut dokter orang yang dulunya terkenal akan mengalami kekhawatiran dan kecemasan yang sangat besar. Hal ini daat memicu depresi pada seseorang dan bisa memicu impian untuk bunuh diri.
Judith Barsi
Apa yang dialami oleh Judith Barsi berikut ini mungkin merupakan bencana paling mengerikan yang pernah menimpa seorang artis cilik. Memiliki wajah yang lucu dan imut, Barsi laku anggun untuk membintangi aneka macam macam iklan. Sangking populernya Barsu bakan tercatat telah tampil dalam lebih dari 70 iklan. Dengan jumlah iklan sebanyak Barsi diperkirakan bisa mengantingi sekitar $100.000 per-tahun. Dengan uang tersebut keluarga Barsi balasannya memutuskan untuk pindah ke Lost Angeles. Di sini karier Barsi kian mentereng sehabis ia tampin dalam beberapa program tv dan juga film.
Sayangnya populartas Barsi ini sepertinya telah menciptakan seseorang cemburu, mirisnya orang tersebut ialah Jozsef Barsi yang merupakan ayah Judith Barsi sendiri. Jozsef mulai sering berlaku berangasan pada anak dan istrinya baik secara verbal maupun fisik. Puncaknya terjadi sempurna sebelum Judith dan ibunya Maria berencana terbang ke Bahama untuk syuting film Jaws The Revenge. Entah alasannya ialah alasan apa Jozsef ketika itu murka dan menodongkan pisau ke leher Judith dan mengancam akan membunuh anaknya sendiri. Kejadian yang terjadi pada tanggal 27 July, 1988 ini balasannya berakhir tragis ketika Jozsef membunuh Juduth dan Maria dengan pisau, sebelum balasannya membunuh dirinya sendiri dengan pistol.
Sahabat anehdidunia.com itulah beberapa dongeng hidup tragis dari para artis cilik dunia. Jika kita lihat dari kisahnya, apa yang terjadi pada artis-artis cilik ini di dasari oleh ketidaksiapan orang-orang terdekat mereja dalam menyikapi perubahan drastis dalam hidup mereka. Karena ketidak siapan ini, perubahan yang seharusnya membawa kebaikan, jusru balasannya malah berakhir dengan tragedi.
Referensi:
http//www.oddee.com/item_100086.aspx