Keamanan Anak Saat Online yaitu Tanggung Jawab Kita Bersama
Saat ini kita sedang berada dalam jaman yang jauh berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Sama sekali berbeda, alasannya yaitu kemajuan dunia Teknologi dan Informasi yang semakin dekat dengan anak-anak. Hampir setiap hari, beberapa jam bawah umur habiskan dengan kesibukan bermain dengan dunia online. Mereka menonton video, bermain game, membaca dan memakai sosial media. Guru sekarang menghadapi bawah umur yang begitu dekat dengan dunia digital. Tetapi apakah dunia digital yang terbentang itu aman? Siapakah yang harus bertanggungjawab kalau terjadi sesuatu dengan bawah umur kita?
Saat ini tentu sekolah memiliki kiprah gres yaitu menjaga bawah umur ketika mereka berselancar di dunia maya menjelajahi internet untuk kebutuhan pembelajaran di kelas. Karena itu setiap sekolah dan guru-guru yang ada di ruang-ruang kelas dengan teknologi digital itu harus benar-benar memahami ancaman yang mungkin akan mengintai bawah umur (siswa).
Setiap sekolah yang ruang-ruang kelasnya menyediakan susukan ke internet sudah seharusnya memiliki filter terhadap konten-konten yang merusak dan berbahaya bagi siswa. Guru harus memantau konten-konten yang diakses oleh siswa. Sebenarnya, kita tidak semata-mata harus waspada terhadap konten tetapi juga hal-hal lainnya menyerupai sambungan (kontak) yang berupa personal atau grup yang sanggup menawarkan imbas negatif kepada siswa, serta imbas tingkah laris yang mungkin berakibat pada kekerasan, pornografi, dan semacamnya.
pernahkah anda memonitor dan berkomunikasi apa yang dilakukan anak anda ketika berinternet ria? |
Jadi, tidaklah cukup semata-mata sekolah memblokir situs-situs yang berefek negatif ini, tetapi juga harus membekali bawah umur dengan kemampuan berpikir yang kritis untuk selalu selektif dalam mengaakses sesuatu di internet. Ambil pola saja, beberapa anak yang telah diberitakan pergi dari rumah alasannya yaitu mereka melaksanakan komunikasi dengan orang abnormal melalui media sosial, dan kemudian terbujuk untuk melaksanakan sesuatu yang tentu saja tidak seharusnya mereka lakukan. Guru dan sekolah tidak akan pernah sanggup selalu memblock semua situs jahat dan berbahaya dan mengawasi mereka atau dengan siapa mereka berkomunikasi di media sosial.
Sementara itu orang bau tanah juga harus selalu menjaga bawah umur ini dari ancaman dunia digital ketika mereka di rumah. Komunikasi yang baik antara orang bau tanah dan anak sangatlah dibutuhkan untuk menawarkan pemahaman kepada bawah umur perihal apa itu internet sehat. Orang bau tanah sanggup bertanya secara halus perihal apa yang mereka baca, mereka mainkan, dan dengan siapa mereka berkomunikasi di dunia maya. Jika dulu guru-guru hanya harus mengajarkan bagaimana bawah umur harus menyeberang jalan yang ramai alasannya yaitu padatnya arus kemudian lintas, sekarang kiprah kita semua ditambah dengan mengajarkan bagaimana mereka memakai internet dengan bijak.
Kita tidak bisa memutus bawah umur (siswa) dari korelasi dengan internet alasannya yaitu internet yaitu keharusan. Dunia kita tak bisa lagi dipisahkan dari dunia digital. Jadinya, kita tak mungkin mengisolasi mereka dan juga tak ingin mereka terisolasi alasannya yaitu memang internet sangat dibutuhkan.
Adalah kewajiban sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat untuk membangun internet yang sehat untuk bawah umur (siswa) kita.
Baca Juga:
Pembelajaran dengan Internet