Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak pribadi dialirkan melalui jaringan pengaliran sungai, tetapi sebagian ada yang meresap ke lapisan tanah, dan sebagian lainnya menguap. Sisa penguapan dan absorpsi air, barulah dialirkan melalui fatwa sungai.
Air hujan yang jatuh pada lahan terbuka akan banyak dialirkan daripada diresap ke dalam lapisan tanah. Sebaliknya, hujan yang jatuh di hutan airnya akan mengalir melalui seresah-seresah dedaunan yang telah lapuk serta akar- akar tumbuhan, sehingga kesempatan untuk meresap ke dalam tanah lebih lama. Akan tetapi biasanya dari kanopi hutan banyak air yang menguap (transpirasi). Namun, air hujan akan lebih usang tersimpan dalam lingkungan hutan daripada di lingkungan lahan yang terbuka atau gundul. Akibat banyak air yang tersimpan dalam hutan, air yang mengalir menuju fatwa sungai akan berkurang.
Sebaliknya, jikalau hutan dibuka (ditebangi) dan menjadi lahan gundul maka keadaannya berubah. Banyak air hujan yang dulu tersimpan lebih usang dalam lingkungan DAS jadinya cepat lolos dan mengalir menjadi air limpasan (run- off). Akhirnya, debit air sungai akan naik melebihi daya tampung saluran, sehingga menjadikan peristiwa banjir.
Banyak hal yang menjadikan terjadinya banjir, salah satunya ialah penggundulan hutan. Penggundulan hutan banyak meloloskan air hujan menjadi air limpasan. Percikan dan limpasan air tersebut, akan menoreh dan mengikis lapisan atas tanah atau erosi. Akibat erosi, fatwa air menjadi keruh sebagai akhir tingginya muatan sedimen. Sedimen tersebut akan dibawa jauh hingga ke hilir sungai dan menjadi materi yang mendangkalkan jalan masuk sungai. Akibat pendangkalan jalan masuk menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan banjir.
Upaya untuk mengurangi erosi, antara lain melalui perjuangan reboisasi pada hutan-hutan yang gundul. Dengan demikian, fungsi hutan selain untuk menahan air hujan lebih lama, juga sanggup mengurangi ancaman erosi.
Selain akhir penggundulan hutan, banjir juga sanggup terjadi akhir pendangkalan, penyempitan, dan penyumbatan jalan masuk sungai. Pendangkalan sungai contohnya disebabkan oleh pengendapan lumpur di tubuh sungai dan banyaknya sampah yang tersangkut dalam jalan masuk sungai, sehingga pada ketika terjadi kenaikan debit air atau ketika hujan lebat maka air akan meluap dan jadinya melebihi tebing atau tanggul jalan masuk sungai dan terjadilah banjir. Oleh lantaran itu, upaya pengerukan dangkalan sungai sering dilakukan biar air yang masuk sanggup tertampung dan tidak meluap.
Penyempitan atau penyumbatan fatwa sungai, biasanya akhir dibangunnya rumah-rumah di sepanjang dataran banjir sungai. Selain itu, bertumpuknya sampah gubuk-gubuk kumuh di perkotaan yang biasanya dibangun di tepian sungai, sehingga ketika air meluap, gubuk-gubuk itu menjadi penghalang lancarnya arus sungai. Karena itu, upaya penanggulangan ialah memperbesar kembali daya tampung jalan masuk sungai dengan memindahkan gubuk-gubuk tersebut ke tempat yang jauh dari tepian sungai, tidak membuang sampah ke sungai, selalu membersihkan parit-parit dan selokan biar jalannya air semakin lancar.
Pembangunan waduk merupakan salah satu upaya yang multifungsi. Sebab, selain bisa menampung air dalam jumlah banyak pada ketika isu terkini hujan, juga menjadi cadangan persediaan pada isu terkini kemarau. Fungsi waduk akan lebih optimal jikalau fungsinya dianekaragamkan menyerupai mengairi sawah, perjuangan perikanan, dan PLTA.
Dampak negatif dari peristiwa banjir ialah kerugian, baik moril maupun materiil, di antaranya sebagai berikut:
- 1) Menimbulkan korban jiwa, baik meninggal dunia akhir hanyut, maupun luka-luka akhir terseret banjir.
- 2) Hilang atau rusaknya bangunan rumah dan harta benda milik penduduk, sehingga menimbulkan kerugian materiil. Penduduk yang tertimpa banjir tidak jarang tiba-tiba menjadi miskin lantaran modal dan harta bendanya habis.
- 3) Setelah banjir selesai, problem bukan berarti selesai. Tetapi mewabahnya bibit penyakit di tempat bencana. Sebab penduduk selain mengkonsumsi air kotor, juga akhir lingkungan yang tidak sehat lantaran genangan air kotor bawaan banjir masih tertinggal di permukiman. Lumpur, kotoran, sampah banyak masuk ke rumah-rumah penduduk yang menjadikan rumah-rumah tersebut menjadi lembab dan tidak sehat untuk dihuni. Penyakit yang banyak muncul di lokasi peristiwa banjir biasanya ialah penyakit kulit (gatal-gatal), diare, muntaber, dan lain-lain.
Oleh lantaran itu, upaya penanggulangan banjir perlu segera dilaksanakan dalam upaya mengurangi resiko yang diakibatkannya, dengan cara sebagai berikut:
- 1) Melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang gundul, terutama di daerah- tempat yang mempunyai ketinggian (gunung), hutan, dan kepingan hulu DAS.
- 2) Memperbesar jalan masuk dan daya tampung air hujan atau sungai.
- 3) Membuat bendungan atau waduk.
- 4) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan dan menyayangi lingkungan.
- 5) Mengeluarkan kebijakan-kebijakan wacana pembuatan sumur resapan oleh penduduk biar air hujan sanggup ditampung dan diresap lebih usang oleh tanah.
- 6) Diperbanyak ruang terbuka di perkotaan sebagai tempat absorpsi air.
sumber : Waluya, Bagja. 2009.Memahami Geografi 1 SMA/MA : Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Jakarta. ARMICO
