Di samping itu, aktivitas penilaian ini juga berfungsi pengendali mutu, pendorong dan pemberi motivasi, sebagai wujud tanggung jawab terhadap publik, seleksi dan penjurusan, dan diagnosa atas kelemahan dan keunggulan siswa, program, dan metode. Agar kebijakan yang diputuskan atau tindakan perbaikan yang diberlakukan pada siswa menurut warta yang diperoleh dari aktivitas pengendalian mutu ini sempurna sasaran, maka para penyusun tes bahasa dan aktivitas penilaian atau pengendalian mutu pendidikan bahasa itu hendaknya melaksanakan beberapa pertimbangan. Di antara pertimbangan itu adalah,
- Siswa diperlukan bisa berkomunikasi, menampilkan kemahirannya, membuat suatu karya, dan melaksanakan sesuatu dengan memakai bahasa absurd yang dipelajarinya.
- Selama proses penilaian, hendaknya terjadi interaksi antara guru dan siswa.
- Siswa mengetahui kriteria penilaian yang dibentuk guru berkaitan dengan pemenuhan kinerja atau kompetensi kebahasaannya .
- Terdapat sejumlah model dan kesempatan yang sanggup dipakai para siswa.
- Siswa dilibatkan dalam mengevaluasi dirinya sendiri menyangkut performansii kebahasaannya dalam rangka membantu mereka dalam menangani aktivitas pembelajarannya.
- Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan siswa sepanjang waktu, sebab pembelajaran bahasa merupakan proses yang gradual dan memerlukan waktu yang relatif lama.
- Kegiatan penilaian hendaknya bersifat realistik dengan menggintegrasikan budaya ke dalam bahasa.
Di samping pertimbangan di atas, penilaian pun dilakukan secara variatif dan berjenjang. Bentuk-bentuk penilaian yang sanggup dilakukan di antaranya,
- penilaian berbasis kelas;
- penilaian kemampuan dasar;
- ujian final sekolah;
- ujian final nasional; dan
- pemantauan mutu pendidikan.
Perlu ditekankan di sini bahwa kompetensi berbahasa merupakan kompetensi yang berjenjang dan sanggup diamati dan dinilai dari performansi berbahasa siswa, dari karyanya, dari penampilannya ketika berinteraksi, dan dari kemampuannya mengakses dan memakai informasi. Hal ini berimplikasi pada karakteristik bentuk tes yang sanggup mengungkapkan kompetensi di atas. Para hebat merumuskan beberapa bentuk tes yang demikian, di antaranya portofolio, tes menurut hasil karya, dan tes melalui suatu proyek yang dikerjakan oleh sekelompok siswa. Di samping itu, tentu saja direkomendasikan tes objektif dan tes uraian selama hal itu selaras dengan kompetensi siswa yang ingin diketahui.