Penyebaran agama Islam di Indonesia berlangsung sangat cepat. Selain lantaran didukung oleh ajarannya yang dinilai sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, pesatnya penyebaran Islam di Indonesia juga disebabkan oleh penggunaan beberapa terusan penyebaran yang bekerja dengan sangat efektif. Saluran penyebaran Islam di Indonesia tersebut mencakup terusan perdagangan, pendidikan, dan hubungan sosial budaya. Ketiga terusan inilah yang banyak dipakai kaum muslimin membuatkan Islam di wilayah Indonesia.
Melalui terusan ini, pelabuhan menjadi tempat utama bagi masuknya Islam di Indonesia. Salah satu pelabuhan itu contohnya pelabuhan Bandar Khalifah di Pantai Barus, Sumatera Barat. Wilayah Sumatera Barat dan Aceh menjadi pintu masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang dari banyak sekali negeri berdatangan membawa komoditas masing-masing. Tidak jarang mereka menetap dalam waktu lama. Pada proses berdagang inilah dakwah Islam disampaikan. Ajakan dakwah Islam pun diterima dengan baik oleh para pedagang Indonesia. [BACA : Teori Masuknya Islam ke Indonesia]
Penyebaran Islam melalui terusan pendidikan sangat besar lengan berkuasa pada penyebaran Islam di Indonesia. Selain melalui para mubaligh dan wali songo, penyebaran Islam dilakukan dengan mendirikan forum pendidikan, yaitu pondok pesantren. Pondok pesantren menampung cowok dari banyak sekali daerah untuk menimba ilmu agama Islam. Para santri yang sudah simpulan dari pesantren mulai berdakwah membuatkan Islam di wilayahnya masing-masing. Dengan terusan penyebaran Islam di Indonesia yang satu ini, agama Islam berkembang dan menyebar cepat ke seluruh Indonesia.
Selain melalui perkawinan, penyebaran fatwa Islam melalu terusan budaya juga dilakukan dengan akulturasi budaya pribumi dan budaya Islam. Cara ini ditempuh untuk mempermudah dan mempercepat perkembangan Islam. Budaya pribumi ketika itu diwarnai oleh budaya agama Hindu dan budha sanggup berakulturasi dengan budaya Islam tanpa menggeser nilai-nilai tauhid. Contoh akulturasi budaya ini contohnya munculnya doa-doa Islam dalam upacara susila ibarat perkawinan, kelahiran, selapan, wayang kulit, seni bangunan, dan kesusastraan. Budaya Islam yang sederhana mengakibatkan rakyat gampang mencerna dan mendapatkan muatan isi yang disampaikan. Model pendekatan tersebut mengakibatkan Islam gampang diterima.
Demikianlah beberapa terusan penyebaran Islam di Indonesia yang sanggup kami jelaskan. Semoga sanggup menjadi materi rujukan untuk kiprah sekolah maupun untuk sekedar menambah wawasan Anda terkait sejarah Islam di Nusantara. Salam.
Saluran Penyebaran Islam Di Indonesia
1. Saluran Perdagangan
Saluran perdagangan merupakan salah satu terusan penyebaran Islam di Indonesia yang paling awal digunakan. Para pedagang dari banyak sekali daerah berkumpul dan menetap, baik sementara maupun selamanya di sebuah daerah sehingga terbentuklah suatu perkampungan pedagang Muslim. Para pedagang muslim ketika berinteraksi dagang sering menyisipkan fatwa Islam untuk menarik simpati dari para pedagang Indonesia. Dengan cara itulah banyak pedagang Indonesia yang tertarik beralih memeluk agama Islam.Melalui terusan ini, pelabuhan menjadi tempat utama bagi masuknya Islam di Indonesia. Salah satu pelabuhan itu contohnya pelabuhan Bandar Khalifah di Pantai Barus, Sumatera Barat. Wilayah Sumatera Barat dan Aceh menjadi pintu masuknya Islam ke Indonesia. Para pedagang dari banyak sekali negeri berdatangan membawa komoditas masing-masing. Tidak jarang mereka menetap dalam waktu lama. Pada proses berdagang inilah dakwah Islam disampaikan. Ajakan dakwah Islam pun diterima dengan baik oleh para pedagang Indonesia. [BACA : Teori Masuknya Islam ke Indonesia]
2. Saluran Pendidikan
Saluran penyebaran Islam di Indonesia lain yang mendukung perkembangan Islam di Indonesia adalah terusan pendidikan. Saluran ini dipakai para mubaligh dari beberapa negeri untuk membuatkan Islam. Kedatangan para mubaligh mengakibatkan dakwah Islam semakin marak dan gerakan dakwah semakin luas. Gerakan dakwah tidak hanya terbatas di pantai-pantai barat Sumatear, melainkan hingga ke pulau-pulau belahan timur Indonesia. Selain itu, para pelaut Bugis ikut membuatkan Islam hingga kepulauan Maluku dan Papua yang bekerja sama dengan para Mubaligh dari Gresik, Jawa Timur. Pulau Jawa ketika itu menjadi barometer penyebaran Islam di Indonesia.Penyebaran Islam melalui terusan pendidikan sangat besar lengan berkuasa pada penyebaran Islam di Indonesia. Selain melalui para mubaligh dan wali songo, penyebaran Islam dilakukan dengan mendirikan forum pendidikan, yaitu pondok pesantren. Pondok pesantren menampung cowok dari banyak sekali daerah untuk menimba ilmu agama Islam. Para santri yang sudah simpulan dari pesantren mulai berdakwah membuatkan Islam di wilayahnya masing-masing. Dengan terusan penyebaran Islam di Indonesia yang satu ini, agama Islam berkembang dan menyebar cepat ke seluruh Indonesia.
3. Saluran Sosial Budaya
Saluran sosial budaya tidak kalah pentingnya dalam menunjang upaya penyebaran Islam di Indonesia. Proses interaksi sosial budaya dilakukan dengan cara ijab kabul atau dengan media seni, ibarat seni bangunan, seni pahat, seni tari, dan musik. Masuknya Islam dengan jalan ijab kabul memberi warna tersendiri dalam sejarah Islam di Indonesia. Melalui perkawinan ini lahirlah generasi gres muslim dan merupakan awal dari terbentuknya sebuah komunitas muslim di kalangan warga pribumi. Beberapa pola perkawinan ulama Islam dengan perempuan pribumi yaitu perkawinan Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila dan Raja Brawijaya yang beragama Hindu dengan Putri Campa yang beragama Islam. Hasil dari perkawinan mereka yaitu lahirnya Raden Patah, pendiri kerajaan Demak.Selain melalui perkawinan, penyebaran fatwa Islam melalu terusan budaya juga dilakukan dengan akulturasi budaya pribumi dan budaya Islam. Cara ini ditempuh untuk mempermudah dan mempercepat perkembangan Islam. Budaya pribumi ketika itu diwarnai oleh budaya agama Hindu dan budha sanggup berakulturasi dengan budaya Islam tanpa menggeser nilai-nilai tauhid. Contoh akulturasi budaya ini contohnya munculnya doa-doa Islam dalam upacara susila ibarat perkawinan, kelahiran, selapan, wayang kulit, seni bangunan, dan kesusastraan. Budaya Islam yang sederhana mengakibatkan rakyat gampang mencerna dan mendapatkan muatan isi yang disampaikan. Model pendekatan tersebut mengakibatkan Islam gampang diterima.
Saluran Lain
Selain ketiga terusan penyebaran Islam di Indonesia yang telah disebutkan di atas, ada beberapa faktor pendukung yang mengakibatkan pesatnya perkembangan Islam di Indonesia. Beberapa faktor pendukung tersebut antara lain:- Syarat untuk memeluk Islam sangat mudah.
- Kewajiban berdakwah merupakan kiprah setiap muslim.
- Para ulama mempunyai kelebihan rohaniah melalui fatwa tasawuf.
- Ajaran Islam dipandang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
- Ajaran Islam tidak mengenal perbedaan derajat insan menurut kasta maupun gelar.
- Para saudagar, dai, dan ulama memberikan Islam dengan pendekatan dakwah yang simpatik.
Demikianlah beberapa terusan penyebaran Islam di Indonesia yang sanggup kami jelaskan. Semoga sanggup menjadi materi rujukan untuk kiprah sekolah maupun untuk sekedar menambah wawasan Anda terkait sejarah Islam di Nusantara. Salam.