Khalil Gibran lahir di Basyari, Lebanon dari keluarga Nasrani Maronit. Basyari sendiri merupakan tempat yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Tak heran bila semenjak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Inilah yang nantinya banyak memengaruhi tulisan-tulisannya perihal alam.
Pada usia 10 tahun, bersama ibu dan kedua adik perempuannya, Gibran pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Tak heran bila lalu Gibran kecil mengalami kejutan budaya, ibarat yang banyak dialami oleh para imigran lain yang berhamburan tiba ke Amerika Serikat pada simpulan era ke-19. Keceriaan Gibran di dingklik sekolah umum di Boston, diisi dengan masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibuat oleh corak kehidupan Amerika. Namun, proses Amerikanisasi Gibran hanya berlangsung selama tiga tahun sebab sesudah itu ia kembali ke Beirut, di mana ia berguru di College de la Sagasse perguruan tinggi Nasrani Maronit semenjak tahun 1899 hingga 1902.
Selama awal masa remaja, visinya perihal tanah kelahiran dan masa depannya mulai terbentuk. Kesultanan Usmaniyah yang sudah lemah, sifat munafik organisasi gereja, dan tugas kaum perempuan Asia Barat yang sekadar sebagai pengabdi, mengilhami cara pandangnya yang lalu dituangkan ke dalam karya-karyanya yang berbahasa Arab.
Gibran meninggalkan tanah airnya lagi ketika ia berusia 19 tahun, namun ingatannya tak pernah sanggup lepas dari Lebanon. Lebanon sudah menjadi inspirasinya. Di Boston ia menulis perihal negerinya itu untuk mengekspresikan dirinya. Ini yang lalu justru memberinya kebebasan untuk menggabungkan 2 pengalaman budayanya yang berbeda menjadi satu.
Gibran menulis drama pertamanya di Paris dari tahun 1901 hingga 1902. Tatkala itu usianya menginjak 20 tahun. Karya pertamanya, "Spirits Rebellious" ditulis di Boston dan diterbitkan di New York City, yang berisi empat kisah kontemporer sebagai sindiran keras yang menyerang orang-orang korup yang dilihatnya.[butuh rujukan] Akibatnya, Gibran mendapatkan eksekusi berupa pengucilan dari gereja Maronit.[butuh rujukan] Akan tetapi, sindiran-sindiran Gibran itu tiba-tiba dianggap sebagai impian dan bunyi pembebasan bagi kaum tertindas di Asia Barat.
Masa-masa pembentukan diri selama di Paris cerai-berai ketika Gibran mendapatkan kabar dari Konsulat Jendral Turki, bahwa sebuah peristiwa telah menghancurkan keluarganya. Adik perempuannya yang paling muda berumur 15 tahun, Sultana, meninggal sebab TBC.
Gibran segera kembali ke Boston. Kakaknya, Peter, seorang pelayan toko yang menjadi tumpuan hidup saudara-saudara dan ibunya juga meninggal sebab TBC. Ibu yang memuja dan dipujanya, Kamilah, juga telah meninggal dunia sebab tumor ganas. Hanya adiknya, Marianna, yang masih tersisa, dan ia dihantui stress berat penyakit dan kemiskinan keluarganya. Kematian anggota keluarga yang sangat dicintainya itu terjadi antara bulan Maret dan Juni tahun 1903. Gibran dan adiknya lantas harus menyangga sebuah keluarga yang tidak lengkap ini dan berusaha keras untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
Pada tahun-tahun awal kehidupan mereka berdua, Marianna membiayai penerbitan karya-karya Gibran dengan biaya yang diperoleh dari hasil menjahit di Miss Teahan's Gowns. Berkat kerja keras adiknya itu, Gibran sanggup meneruskan karier keseniman dan kesasteraannya yang masih awal.
Pada tahun 1908 Gibran singgah di Paris lagi. Di sini ia hidup bahagia sebab secara rutin mendapatkan cukup uang dari Mary Haskell, seorang perempuan kepala sekolah yang berusia 10 tahun lebih bau tanah namun dikenal mempunyai hubungan khusus dengannya semenjak masih tinggal di Boston. Dari tahun 1909 hingga 1910, ia berguru di School of Beaux Arts dan Julian Academy. Kembali ke Boston, Gibran mendirikan sebuah studio di West Cedar Street di cuilan kota Beacon Hill. Ia juga mengambil alih pembiayaan keluarganya.
Pada tahun 1911 Gibran pindah ke kota New York. Di New York Gibran bekerja di apartemen studionya di 51 West Tenth Street, sebuah bangunan yang sengaja didirikan untuk tempat ia melukis dan menulis.
Sebelum tahun 1912 "Broken Wings" telah diterbitkan dalam Bahasa Arab. Buku ini bercerita perihal cinta Selma Karami kepada seorang muridnya. Namun, Selma terpaksa menjadi tunangan kemenakannya sendiri sebelum karenanya menikah dengan suami yang merupakan seorang uskup yang oportunis. Karya Gibran ini sering dianggap sebagai otobiografinya.
Pengaruh "Broken Wings" terasa sangat besar di dunia Arab sebab di sini untuk pertama kalinya wanita-wanita Arab yang dinomorduakan mempunyai kesempatan untuk berbicara bahwa mereka ialah istri yang mempunyai hak untuk memprotes struktur kekuasaan yang diatur dalam perkawinan. Cetakan pertama "Broken Wings" ini dipersembahkan untuk Mary Haskell.
Gibran sangat produktif dan hidupnya mengalami banyak perbedaan pada tahun-tahun berikutnya. Selain menulis dalam bahasa Arab, ia juga terus menyempurnakan penguasaan bahasa Inggrisnya dan menyebarkan kesenimanannya. Ketika terjadi perang besar di Lebanon, Gibran menjadi seorang pengamat dari kalangan nonpemerintah bagi masyarakat Suriah yang tinggal di Amerika.
Ketika Gibran dewasa, pandangannya mengenai dunia Timur meredup. Pierre Loti, seorang novelis Perancis, yang sangat terpikat dengan dunia Timur pernah berkata pada Gibran, bila hal ini sangat mengenaskan! Disadari atau tidak, Gibran memang telah berguru untuk mengagumi kehebatan Barat.
Karya dan kepengarangan
Sebelum tahun 1918, Gibran sudah siap meluncurkan karya pertamanya dalam bahasa Inggris, "The Madman", "His Parables and Poems". Persahabatan yang erat antara Mary tergambar dalam "The Madman". Setelah "The Madman", buku Gibran yang berbahasa Inggris ialah "Twenty Drawing", 1919; "The Forerunne", 1920; dan "Sang Nabi" pada tahun 1923, karya-karya itu ialah suatu cara semoga dirinya memahami dunia sebagai orang sampaumur dan sebagai seorang siswa sekolah di Lebanon, ditulis dalam bahasa Arab, namun tidak dipublikasikan dan lalu dikembangkan lagi untuk ditulis ulang dalam bahasa Inggris pada tahun 1918–1922.
Sebelum terbitnya "Sang Nabi", hubungan akrab antara Mary dan Gibran mulai tidak jelas. Mary dilamar Florance Minis, seorang pengusaha kaya dari Georgia. Ia menunjukkan pada Mary sebuah kehidupan glamor dan mendesaknya semoga melepaskan tanggung jawab pendidikannya. Walau hubungan Mary dan Gibran pada mulanya diwarnai dengan banyak sekali pertimbangan dan diskusi mengenai kemungkinan ijab kabul mereka, namun intinya prinsip-prinsip Mary selama ini banyak yang berbeda dengan Gibran. Ketidaksabaran mereka dalam membina hubungan akrab dan penolakan mereka terhadap ikatan perkawinan dengan terang telah merasuk ke dalam hubungan tersebut. Akhirnya Mary mendapatkan Florance Minis.
Pada tahun 1920 Gibran mendirikan sebuah asosiasi penulis Arab yang dinamakan Arrabithah Al Alamia (Ikatan Penulis). Tujuan ikatan ini merombak kesusastraan Arab yang stagnan. Seiring dengan naiknya reputasi Gibran, ia mempunyai banyak pengagum. Salah satunya ialah Barbara Young. Ia mengenal Gibran sesudah membaca "Sang Nabi". Barbara Young sendiri merupakan pemilik sebuah toko buku yang sebelumnya menjadi guru bahasa Inggris. Selama 8 tahun tinggal di New York, Barbara Young ikut aktif dalam aktivitas studio Gibran.
Gibran menuntaskan "Sand and Foam" tahun 1926, dan "Jesus the Son of Man" pada tahun 1928. Ia juga membacakan naskah drama tulisannya, "Lazarus" pada tanggal 6 Januari 1929. Setelah itu Gibran menuntaskan "The Earth Gods" pada tahun 1931. Karyanya yang lain "The Wanderer", yang selama ini ada di tangan Mary, diterbitkan tanpa nama pada tahun 1932, sesudah kematiannya. Juga tulisannya yang lain "The Garden of the Propeth". [https://id.wikipedia.org/wiki/Kahlil_Gibran]
DOWNLOAD EBOOK KARYA KAHLIL GIBRAN PDF GRATIS