Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Kebanyakan guru kita ialah guru yang mengajar dengan cara lama. Guru senantiasa menjadi sumber utama pembelajaran. Guru bangkit di depan kelas dan memberikan warta dan pengetahuan yang dimilikinya kepada penerima didik atau siswa, dan seringkali mengabaikan partisipasi aktif mereka. Kita tentu tahu bahwa paradigma mencar ilmu jaman kini tidak lagi demikian. Akan tetapi tidak gampang bagi guru untuk beralih menjadi guru yang melakukan pembelajaran yang berpusat pada penerima didik. Tanpa sadar, ia selalu menguasai hampir seluruh waktu mencar ilmu di kelas, dan penerima didik hanya berlaku pasif. Berikut ini beberapa cara yang sanggup dilakukan oleh guru semoga ia sanggup bergeser fungsinya menjadi fasilitator dan sanggup melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Beberapa cara yang dimaksud itu adalah:
- Meyakinkan penerima didik bahwa mereka mampu
- Fasilitasi siswa dengan merangsang mereka untuk mencar ilmu dengan lebih giat
- Sediakan banyak sekali kegiatan mencar ilmu bagi penerima didik
- Sisipkan "belajar bagaimana belajar" dalam kegiatan pembelajaran
- Berikan kesempatan mencar ilmu yang lebih banyak dengan umpan balik
Baiklah kini akan kita bahas satu per satu cara mengakibatkan pembelajaran guru sebagai pembelajaran yang berpusat pada penerima didik (siswa)
|
Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa |
Meyakinkan Peserta Didik Bahwa Mereka Mampu
Yakinkan penerima didik bahwa mereka mampu. Ini tentu bukan hal yang gampang kalau guru itu sendiri tidak yakin bahwa siswanya akan bisa mencar ilmu secara mandiri. Nah, alasannya ialah itu, guru harus meyakinkan dirinya sendiri terlebih dahulu bahwa penerima didiknya bisa belajar. Dengan demikian ia akan memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang dirancang guru dalam sesi-sesi pembelajaran. Ia akan memfasilitasi setiap siswa untuk mengerjakan tugas-tugas itu, bukan lagi mempresentasikan tanggapan atau isi dari tugas-tugas itu. Memang ini akan terkesan sulit di awal-awal, tetapi kalau guru telah terbiasa (juga para penerima didik), maka akan lebih gampang bagi guru untuk menggeser kiprahnya dari sumber warta menjadi fasilitator pembelajaran.
Fasilitasi Siswa dengan Merangsang Mereka untuk Belajar dengan Lebih Giat
Merangsang siswa untuk lebih ulet mencar ilmu mungkin juga terkesan bukan pekerjaan yang gampang bagi guru yang terbiasa mendominasi pembelajaran di kelas. Guru yang terbiasa menyajikan semua bahan pembelajaran dengan ceramah akan sulit menciptakan siswa mencar ilmu ulet alasannya ialah metodenya sangat membosankan. Perlu bagi guru untuk menyiapkan bermacam-macam kegiatan yang bervariasi sehingga secara otomatis penerima didik tertantang dan tertarik untuk lebih ulet mencar ilmu alasannya ialah adanya dorongan rasa ingin tahu yang besar lengan berkuasa dari dalam diri mereka untuk dipuaskan.
Sediakan Berbagai Aktivitas Belajar Bagi Peserta Didik
Ketika seorang guru ingin bergeser dari kiprah sebagai sumber warta utama dalam pembelajaran di kelasnya dan selalu mendominasi pembelajaran, maka ia harus menyediakan banyak sekali kegiatan dan lembar kerja yang menarik. Metode dan teknik pembelajaran yang selalu bervariasi akan menciptakan kelas yang diampu guru tak pernah membosankan bagi penerima didik untuk mengikutinya. Selalu ada kebaruan kegiatan pembelajaran. Hari ini beda dengan kemarin, dan akan beda pula dengan besok. Kelas dan pembelajaran yang dinamis sangat diperlukan oleh siswa.
Sisipkan "Belajar Bagaimana Belajar" dalam Kegiatan Pembelajaran
Sebagai guru kita semua niscaya tahu bahwa untuk mempelajari sesuatu seringkali dipakai teknik teknik tertentu untuk mempermudahnya. Ada trik-trik khusus. Karena itu penting di sela-sela pembelajaran dengan bermacam-macam kegiatan itu, guru juga menyelipkan cara-cara atau trik tertentu wacana cara mempelajari, memahami, atau menguasai sesuatu dengan lebih gampang dan lebih baik. Peserta didik membutuhkan mencar ilmu bagaimana belajar, tidak melulu mencar ilmu bahan bimbing semata.
Berikan Kesempatan Belajar yang Lebih Banyak dengan Umpan Balik
Ketika kita ingin tahu apakah penampilan kita sudah sepakat sebelum berangkat ke sekolah, kita biasanya akan bercermin. Kita melihat apakah tatanan kerudung kita sudah rapi. Apakah penampilan kita sudah cukup menarik untuk beraksi di dalam kelas, dan sebagainya. Nah, demikian pula dengan siswa. Agar siswa menjadi aktif dan pembelajaran berpusat kepada mereka, maka guru harus menyediakan cermin bagi mereka. Cermin itu ialah umpan balik (respon) bagi semua kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing siswa. Setiap siswa khas. Mereka akan membutuhkan umpan balik yang berbeda. Mereka membutuhkan koreksi dan kebanggaan yang berbeda atas hasil dan proses mencar ilmu mereka. Ketika guru berkeliling dan memperlihatkan tanggapan melalui umpan balik kepada masing-masing penerima didik, maka setting pembelajaran secara tidak eksklusif akan berkembang menjadi pembelajaran yang berpusat kepada penerima didik.